Satupilar.com | Aceh Tamiang Aceh Tamiang kembali menjadi perhatian dunia investasi ramah lingkungan. Perusahaan asal Bandung, Mycelium Leather (MYCL), yang telah memiliki pangsa pasar di Eropa dan Amerika Serikat, menyatakan minat mendirikan pabrik kulit berbahan jamur di Aceh Tamiang.
Keseriusan ini disampaikan langsung oleh CEO MYCL, Adi R. Nugroho, saat bertemu dengan Bupati Aceh Tamiang, Irjen Pol (P) Drs. Armia Pahmi, MH, pekan lalu.
MYCL merupakan perusahaan yang memproduksi fashion kulit ramah lingkungan berbahan jamur dan saat ini telah memiliki cabang di Jepang. Rencana pendirian pabrik di Aceh Tamiang dilakukan untuk memperluas produksi dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Armia Pahmi menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas rencana ini, karena menjadi peluang besar dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat serta penyerapan tenaga kerja lokal.
“Saya sangat kagum dengan inisiatif anak-anak muda dari Bandung yang memanfaatkan jamur sebagai komoditas ekspor ramah lingkungan. Ini juga menjadi peluang nyata untuk penyerapan tenaga kerja lokal,” ujar Bupati Armia Pahmi, Kamis (24/7/25).
MYCL selama ini memproduksi kulit jamur menggunakan serbuk kayu, namun hasilnya belum optimal. Dengan semangat peduli lingkungan, MYCL berupaya mencari alternatif bahan baku yang lebih sesuai. Setelah melakukan serangkaian uji coba pada beberapa komoditas seperti bongkol jagung dan sekam padi, pelepah kelapa sawit terbukti paling cocok karena kandungan selulosanya tinggi.
MYCL memastikan hanya akan menggunakan pelepah sawit dari kebun yang telah bersertifikat internasional ISPO dan RSPO. Hal ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan komitmen perlindungan lingkungan di Aceh Tamiang.
Dalam hal ini, Pusat Unggulan Perkebunan Lestari (PUPL) dan Forum Konservasi Leuser (FKL) bersama sejumlah lembaga donor telah membina sekitar 2.200 petani sawit di Aceh Tamiang melalui empat koperasi dan satu perkumpulan petani sawit bersertifikat. Pasokan pelepah sawit dari petani binaan ini diyakini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku MYCL untuk produksi kulit jamur.
Kehadiran MYCL di Aceh Tamiang juga akan mendukung pengurangan limbah kebun sawit, membuka peluang ekonomi sirkular, serta menjadi langkah nyata dalam mewujudkan Aceh Tamiang sebagai daerah sawit berkelanjutan.
Pemkab Aceh Tamiang berkomitmen memfasilitasi dan mendukung setiap proses investasi ramah lingkungan ini agar dapat segera terealisasi dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat Aceh Tamiang.