Satupilar.com | Jakarta Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd mengatakan Perjuangan kemerdekaan Indonesia tak terlepas dari peran tokoh-tokoh yang menginspirasi masyarakat dengan kepahlawanan mereka. Salah satu tokoh Aceh yang hingga kini meninggalkan jejak sejarah tak terlupakan adalah Teungku Muhammad Daud Beureueh, pemimpin kharismatik yang dikenal karena perjuangan dan dedikasinya pada tanah Aceh serta nilai-nilai Islam. Perjuangannya tidak hanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajah, tetapi juga dalam mempertahankan kedaulatan dan identitas masyarakat Aceh. Dr. Iswadi, M.Pd., seorang akademisi dan pemerhati sejarah, merasa bahwa pengakuan akan jasa besar Daud Beureueh harus segera diwujudkan dalam bentuk penghargaan tertinggi yang diberikan oleh negara: gelar Pahlawan Nasional.Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Minggu 10 November 2024
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan
Daud Beureueh lahir pada tahun 1899 di Pidie, Aceh. Beliau dikenal sebagai seorang ulama, pemimpin masyarakat, dan pejuang kemerdekaan. Daud Beureueh tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi agama Islam dan kearifan lokal Aceh. Pendidikan agama yang diterimanya sejak kecil membentuk pribadinya sebagai sosok yang tegas dalam membela kebenaran dan gigih memperjuangkan keadilan. Sejak muda, Daud telah menunjukkan ketegasan sikap dalam melawan ketidakadilan yang diperlihatkan oleh penjajah Belanda terhadap rakyat Aceh. Keberanian dan kecintaannya pada tanah kelahiran membuatnya menjadi tokoh panutan yang disegani.
Pada masa penjajahan Jepang, Daud Beureueh dikenal karena sikapnya yang gigih menentang kebijakan Jepang yang merugikan rakyat. Ketika Indonesia meraih kemerdekaannya pada tahun 1945, Daud Beureueh kemudian mengabdikan dirinya untuk menjaga kemerdekaan dan mendorong tercapainya kemajuan bagi masyarakat Aceh. Beliau juga menjadi gubernur militer Aceh dan mengawal proses kemerdekaan dengan penuh semangat. Pada masa tersebut, Daud Beureueh dikenal sebagai pemimpin kharismatik yang mampu menggerakkan rakyat Aceh untuk turut serta mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, tidak semua harapan Daud Beureueh terhadap kemajuan Aceh dan implementasi hukum Islam berjalan mulus. Kekecewaannya pada kebijakan pemerintah pusat yang dinilai kurang memperhatikan aspirasi masyarakat Aceh membuatnya memutuskan untuk memperjuangkan hak dan martabat rakyat Aceh melalui gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Meski demikian, dalam pandangan Dr. Iswadi, perjuangan ini adalah bentuk kesetiaan Daud Beureueh kepada nilai-nilai yang diyakininya sebagai wujud kebaikan bagi masyarakat Aceh. Menurutnya, perjuangan Daud tidak semata-mata pemberontakan, tetapi sebuah bentuk kritik terhadap ketidakadilan yang dihadapi masyarakatnya.
Dr. Iswadi menyatakan bahwa salah satu alasan penting mengapa Daud Beureueh harus mendapatkan gelar Pahlawan Nasional adalah jasanya dalam menginspirasi masyarakat Aceh untuk mencintai tanah air. Daud Beureueh bukan hanya seorang pemimpin agama dan militer, tetapi juga seorang tokoh yang mampu menyatukan masyarakat Aceh dalam semangat kebangsaan. Ketokohan Daud Beureueh dalam membangun perlawanan terhadap penjajah dan mempertahankan kedaulatan Aceh layak dikenang sebagai bagian dari perjuangan Indonesia secara keseluruhan.
Menurut Dr. Iswadi, pengakuan negara dalam bentuk pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Daud Beureueh akan memberi manfaat yang luas. Pertama, pengakuan ini akan menjadi bukti bahwa perjuangan tokoh-tokoh daerah diakui sebagai bagian penting dalam sejarah nasional. Kedua, hal ini akan menginspirasi generasi muda Aceh untuk mencintai bangsa dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan yang telah ditunjukkan oleh Daud Beureueh.
Lebih jauh, Dr. Iswadi menegaskan bahwa Daud Beureueh merupakan sosok yang berjasa dalam memperjuangkan penerapan hukum Islam di Aceh. Walau gagasan tersebut belum terwujud sepenuhnya pada zamannya, pengaruhnya dalam menanamkan nilai-nilai Islam di masyarakat Aceh tetap terasa hingga kini. Oleh karena itu, menurut Dr. Iswadi, pengakuan Daud Beureueh sebagai Pahlawan Nasional akan menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai Islam yang diperjuangkan di Aceh diakui sebagai bagian dari identitas bangsa.
Dr. Iswadi, telah melakukan berbagai upaya untuk mengajukan pengusulan Daud Beureueh sebagai Pahlawan Nasional kepada pemerintah pusat. Dalam berbagai seminar, diskusi, dan kajian akademik, Dr. Iswadi selalu menyuarakan pentingnya penghargaan tersebut bagi Aceh dan bangsa Indonesia. Selain itu, beliau juga menggalang dukungan dari masyarakat Aceh untuk turut mendukung proses pengusulan ini dan pernyataan dukungan dari berbagai elemen masyarakat.
Dr. Iswadi berharap bahwa gelar Pahlawan Nasional bagi Daud Beureueh tidak hanya menjadi simbol penghormatan, tetapi juga sebuah pengakuan atas dedikasi dan pengorbanan besar yang telah beliau lakukan untuk bangsa. Pengakuan tersebut diharapkan dapat membawa perubahan positif, baik dalam upaya menjaga persatuan bangsa maupun memperkuat semangat kebangsaan di kalangan generasi muda, terutama di Aceh.
Akademisi yang juga politisi muda berdarah Aceh ini mengatakan Usulan pengakuan Daud Beureueh sebagai Pahlawan Nasional merupakan langkah penting untuk menghormati jasa-jasa besar seorang tokoh yang berjuang tanpa pamrih demi kemerdekaan dan kesejahteraan rakyatnya. Sosok Daud Beureueh mencerminkan semangat kebangsaan yang kuat, pengabdian pada agama, dan keteguhan prinsip yang layak dijadikan teladan bagi generasi mendatang. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari Dr. Iswadi, M.Pd., menjadi bukti nyata bahwa jasa-jasa Daud Beureueh masih dikenang hingga kini dan layak mendapatkan pengakuan tertinggi dari negara.(Jef)