Satupilar.com | Aceh Timur Sejumlah pedagang yang berjualan di arena pasar malam kawasan pusat pemerintahan Aceh Timur mengeluhkan tingginya biaya sewa lapak serta minimnya jumlah pembeli selama acara berlangsung. Kegiatan yang digelar dalam rangka Gebyar Idul fitri 1446 H/2025 M ini dinilai justru menyulitkan pedagang kecil yang berharap dapat meningkatkan penghasilan pasca-Lebaran.
Menurut pengakuan salah seorang pedagang, biaya sewa yang ditetapkan panitia mencapai Rp30.000 hingga Rp40.000 per hari, dan sekarang sudah diwajibkan untuk dibayar penuh di awal, dengan total sekitar Rp400.000 hingga Rp500.000 untuk masa sewa selama 14 hari.
“Katanya acara ini untuk mendongkrak ekonomi masyarakat kecil, tapi praktiknya justru memberatkan. Kami dipungut biaya sewa cukup tinggi, tapi pembeli sangat sepi,” ujar pedagang tersebut kepada media, Sabtu (5/4/2025), seraya meminta identitasnya tidak dipublikasikan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyebut, banyak pedagang mengalami kerugian karena dagangan mereka tidak laku alias sepi Pembeli. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya promosi dan penataan area pameran yang dinilai tidak menarik minat pengunjung.
“Kami berharap ke depan ada evaluasi dari panitia. Jangan sampai kegiatan seperti ini hanya menguntungkan segelintir pihak, sementara pedagang kecil malah merugi,” tambahnya.
Senada dengan itu, salah seoray pedagang lain juga menyuarakan kekecewaan yang sama. Mereka berharap pemerintah daerah bisa turun tangan meninjau ulang sistem pelaksanaan pasar malam tersebut, termasuk melakukan pengawasan terhadap pungutan yang dinilai tidak wajar.
“Kami juga minta ada keterlibatan dari aparat keamanan, agar pungutan bisa lebih transparan dan tidak ada pihak yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan,” ujar salah satu pedagang lainnya.
Hafizh selaku humas pelaksanaan pasar malam, mengatakan memang benar kami selalu panitia mengambil kutipan di pedagang yang masuk ke arena pasar malam tersebut, Arif yang diambil sewa lapak 300rb sampai 500rb per 15 hari , lain lagi dengan uang biaya listrik 30rb sampai 40rb permalam, karna kami harus setor keuangan daerah dan termasuk 100rb biaya uang liputan pembukaan dan pembagian piala di malam Perayaan Gebyar Idul Fitri Aceh Timur 1446 H dengan tema “peusaboh hate, beusaban pike”. untuk rekan-rekan wartawan, sebut.
Ujar Hafizh,, Kalo sepi itu udah pembohongan publik nyan bang, karna setiap hari penuh orang berkunjung di lapangan, malah hasil wawancara kami dengan pedagang, semua pedagang di untungkan dengan adanya acara ini karna banyaknya masyarakat yg berkunjung dan membeli.
Tata tempatnya juga kami atur dengan bagus, kecuali ada pedagang yg masuk tanpa kooordinasi dengan pihak panitia, yang mengganggu tata tempat, sehingga harus kami pindahkan keluar untuk menghargai masyarakat yg sudah jualan disitu dan untuk kenyamanan masyarakat yang berkunjung.
“Jika ada pedagang atau masyarakat yang merasa dirugikan, berarti mereka tidak ikuti aturan yg telah ditetapkan panitia dan jika mau komplin, saya persilahkan untuk jumpai saya langsung,
Tujuan kami buat acara ini adalah untuk meningkatkan perekonomian umkm, hiburan bagi masyarakat dan tentunya untuk meningkatkan PAD kabupaten aceh timur, “terangnya.
•